Tryout UTBK-SNBT Gratis

Memahami Penalaran Induktif dan Deduktif Pada UTBK-SNBT

perbedaan deduktif dan induktif

Dalam Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) terdapat subtes penalaran umum, dimana dalam subtes tersebut terbagi juga menjadi beberapa materi yaitu penalaran induktif dan deduktif, terdapat juga penalaran kuantitatif. 

Tapi, dalam artikel ini, kita akan membahas bedanya penalaran induktif dan deduktif, karena dua materi tersebut sering membuat orang bingung.

Memahami perbedaan keduanya, akan membantu kita dalam menentukan pendekatan penalaran yang tepat saat menghadapi soal-soal pada penalaran umum. Ya, walaupun SNBT menggunakan sistem blok, dimana kedua materi ini akan dikerjakan secara terpisah berurutan. Tapi, tetap kita harus mengetahui perbedaan keduanya.

Memahami Penalaran Induktif dan Deduktif

Keduanya memiliki satu persamaan yaitu sama-sama dasar logika yang biasanya digunakan untuk menarik suatu kesimpulan, tapi mari kita lihat beberapa perbedaannya.

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah proses berpikir yang dimulai dari prinsip atau fakta umum untuk menarik kesimpulan spesifik. Dalam penalaran deduktif, kita menggunakan informasi yang sudah dianggap benar untuk mencapai suatu kesimpulan yang pasti dan logis. Jika premisnya benar, maka kesimpulan pasti benar.

Contoh Penalaran Deduktif:

  • Premis 1: Semua mamalia berdarah panas.
  • Premis 2: Kucing adalah mamalia.
  • Kesimpulan: Maka, kucing berdarah panas.

Dalam contoh di atas, karena kita sudah tahu bahwa semua mamalia berdarah panas, dan kucing adalah bagian dari mamalia, kita dapat menyimpulkan secara pasti bahwa kucing juga berdarah panas.

Ciri-ciri Penalaran Deduktif:

  • Berawal dari hal umum menuju hal spesifik.
  • Kesimpulan yang diambil pasti jika premis-premisnya benar.
  • Digunakan dalam argumen formal, matematika, dan sains.


Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah proses berpikir yang dimulai dari pengamatan atau fakta spesifik untuk menarik kesimpulan yang lebih umum. Kesimpulan dari penalaran induktif bersifat probabilistik (tidak selalu pasti), karena didasarkan pada observasi yang belum tentu mencakup semua kemungkinan yang ada.

Contoh Penalaran Induktif:

  • Pengamatan 1: Setiap pagi yang diamati, matahari terbit dari timur.
  • Pengamatan 2: Besok pagi juga matahari kemungkinan akan terbit dari timur.
  • Kesimpulan: Matahari selalu terbit dari timur.

Dalam contoh ini, kesimpulan bahwa matahari selalu terbit dari timur dibuat berdasarkan banyak pengamatan. Meskipun sangat mungkin benar, kesimpulan ini tetap bersifat probabilistik karena bisa saja suatu saat terjadi fenomena alam yang membuatnya tidak terjadi (walaupun sangat jarang).

Ciri-ciri Penalaran Induktif:

  • Berawal dari pengamatan spesifik menuju kesimpulan umum.
  • Kesimpulan bersifat probabilistik atau mungkin, bukan pasti.
  • Digunakan dalam ilmu sosial, eksperimen, dan investigasi.

Perbedaan Utama Antara Penalaran Deduktif dan Induktif

Aspek Penalaran Deduktif Penalaran Induktif
Pendekatan Dari umum ke spesifik Dari spesifik ke umum
Sifat Kesimpulan Pasti jika premis benar Probabilistik, belum tentu pasti
Contoh Kegunaan Matematika, logika formal, ilmu sains Observasi ilmiah, eksperimen sosial, penelitian
Kepastian Kesimpulan Mutlak (dengan asumsi premis benar) Tidak mutlak, tergantung pada jumlah dan kualitas observasi


Penerapan Penalaran Deduktif dan Induktif Pada UTBK-SNBT


Dalam soal UTBK-SNBT, terutama pada subtes Penalaran Induktif, kita sering menggunakan penalaran induktif untuk menarik kesimpulan dari pola atau seri angka/gambar tertentu. Sedangkan penalaran deduktif lebih sering digunakan untuk soal-soal yang membutuhkan kesimpulan logis berdasarkan premis yang jelas dan pasti, seperti pada soal logika atau analitik.

Posting Komentar